English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
ingin mendapatkan SMS TAUHIID setiap hari => Ketik : DAFTAR#NAMA#KOTA contoh : DAFTAR#ADI#BDG kirim ke 0821-303030-38 / 0878-2525-2626 <= GRATIS terima SMS TAUHIID setiap hari, insyaAlloh. . .。

PEJUANG KEMAJUAN WANITA

Nama:
Raden Ajeng Kartini
Lahir:
Jepara, Jawa Tengah, tanggal 21 April 1879
Meninggal:
Tanggal 17 September 1904, (sewaktu melahirkan putra pertamanya)
Pendidikan:
E.L.S. (Europese Lagere School), setingkat sekolah dasar
Suami:
Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang
Prestasi:
- Mendirikan sekolah untuk wanita di Jepara
- Mendirikan sekolah untuk wanita di Rembang
Kumpulan surat-surat:
Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).
Penghormatan:
- Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional
- Hari Kelahirannya tanggal 21 April ditetapkan sebagai hari besar
Sumber:
- Album Pahlawan Bangsa Cetakan ke 18, penerbit PT Mutiara Sumber Widya
- Wajah-Wajah Nasional cetakan pertama. Karangan: Solichin Salam

Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.

Buku itu menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang.

Upaya dari puteri seorang Bupati Jepara ini telah membuka penglihatan kaumnya di berbagai daerah lainnya. Sejak itu sekolah-sekolah wanita lahir dan bertumbuh di berbagai pelosok negeri. Wanita Indonesia pun telah lahir menjadi manusia seutuhnya.

Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.

Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu.

Pada saat itu, Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, ini sebenarnya sangat menginginkan bisa memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, namun sebagaimana kebiasaan saat itu dia pun tidak diizinkan oleh orang tuanya.

Dia hanya sempat memperoleh pendidikan sampai E.L.S. (Europese Lagere School) atau tingkat sekolah dasar. Setamat E.L.S, Kartini pun dipingit sebagaimana kebiasaan atau adat-istiadat yang berlaku di tempat kelahirannya dimana setelah seorang wanita menamatkan sekolah di tingkat sekolah dasar, gadis tersebut harus menjalani masa pingitan sampai tiba saatnya untuk menikah.

Merasakan hambatan demikian, Kartini remaja yang banyak bergaul dengan orang-orang terpelajar serta gemar membaca buku khususnya buku-buku mengenai kemajuan wanita seperti karya-karya Multatuli "Max Havelaar" dan karya tokoh-tokoh pejuang wanita di Eropa, mulai menyadari betapa tertinggalnya wanita sebangsanya bila dibandingkan dengan wanita bangsa lain terutama wanita Eropa.

Dia merasakan sendiri bagaimana ia hanya diperbolehkan sekolah sampai tingkat sekolah dasar saja padahal dirinya adalah anak seorang Bupati. Hatinya merasa sedih melihat kaumnya dari anak keluarga biasa yang tidak pernah disekolahkan sama sekali.

Sejak saat itu, dia pun berkeinginan dan bertekad untuk memajukan wanita bangsanya, Indonesia. Dan langkah untuk memajukan itu menurutnya bisa dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita-citanya itu, dia mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah kelahirannya, Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa memungut bayaran alias cuma-cuma.

Bahkan demi cita-cita mulianya itu, dia sendiri berencana mengikuti Sekolah Guru di Negeri Belanda dengan maksud agar dirinya bisa menjadi seorang pendidik yang lebih baik. Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun telah berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut kembali tidak tercapai karena larangan orangtuanya. Guna mencegah kepergiannya tersebut, orangtuanya pun memaksanya menikah pada saat itu dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang Bupati di Rembang.

Berbagai rintangan tidak menyurutkan semangatnya, bahkan pernikahan sekalipun. Setelah menikah, dia masih mendirikan sekolah di Rembang di samping sekolah di Jepara yang sudah didirikannya sebelum menikah. Apa yang dilakukannya dengan sekolah itu kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di tempat masing-masing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.

Sepanjang hidupnya, Kartini sangat senang berteman. Dia mempunyai banyak teman baik di dalam negeri maupun di Eropa khususnya dari negeri Belanda, bangsa yang sedang menjajah Indonesia saat itu. Kepada para sahabatnya, dia sering mencurahkan isi hatinya tentang keinginannya memajukan wanita negerinya. Kepada teman-temannya yang orang Belanda dia sering menulis surat yang mengungkapkan cita-citanya tersebut, tentang adanya persamaan hak kaum wanita dan pria.

Setelah meninggalnya Kartini, surat-surat tersebut kemudian dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang dalam bahasa Belanda berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Apa yang terdapat dalam buku itu sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan wanita Indonesia karena isi tulisan tersebut telah menjadi sumber motivasi perjuangan bagi kaum wanita Indonesia di kemudian hari.

Apa yang sudah dilakukan RA Kartini sangatlah besar pengaruhnya kepada kebangkitan bangsa ini. Mungkin akan lebih besar dan lebih banyak lagi yang akan dilakukannya seandainya Allah memberikan usia yang panjang kepadanya. Namun Allah menghendaki lain, ia meninggal dunia di usia muda, usia 25 tahun, yakni pada tanggal 17 September 1904, ketika melahirkan putra pertamanya.

Mengingat besarnya jasa Kartini pada bangsa ini maka atas nama negara, pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya.

Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional.

Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.

Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya.

Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.

Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.

Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.

Itu semua adalah sisa-sisa dari kebiasaan lama yang oleh sebagian orang baik oleh pria yang tidak rela melepaskan sifat otoriternya maupun oleh sebagian wanita itu sendiri yang belum berani melawan kebiasaan lama. Namun kesadaran telah lama ditanamkan kartini, sekarang adalah masa pembinaan.

Selengkapnyah...

PENYESALAN TERAKHIR

 oleh J Nursyawali

Di Setiap Waktu Ku Sering Memuji Mu
Di Lain Waktu Ku Lupakan Ni'mat Mu
Ku Berikrar Di Setiap Sholatku
Ku Pun Ingkar Di Setiap Jalanku

Penyesalan Selalu Ku Lakukan
Setiap Ku Melakukan Sesuatu
Tanpa Ragu Ku Memohon Ampunan Mu
Tak Lama Lagi Ku Lakukan Kembali

Memang Manusia Takkan Lepas Dari
Khilaf Dan Salah Yang Berulang Kali
Tetapi Allah Selalu Membuka
Pintu Taubat Kepada Setiap HambaNYa

Yaa Allah Yaa Ghofur
Ampunkanlah Segala Dosaku
Berikan Keteguhan Tek Lupakan Penyesalan
Ku Ingin Menerus Kembali Ke Jalan Yang Lurus
Yaa Allah Yaa Akhir
Jadikanlah Ini Penyesalan Terakhir
Selengkapnyah...

TEKATEKI AL-GAZHALI

1.      Apakah yang paling dekat dengan diri kita ?
a.       Orang Tua
b.      Guru
c.       Teman
d.      Kekasih
2.      Apa yang paling jauh dari kita ?
a.       Matahari
b.      Bulan
c.       Langit
d.      Planet Neptunus
3.      Apa yang paling besar bagi kita ?
a.       Gunung
b.      Gedung
c.       Gajah
d.      Gapura
4.      Apa yang paling berat bagi kita ?
a.       Baja
b.      Besi
c.       Bumi
d.      Batu
5.      Apa yang paling ringan bagi kita ?
a.       Kapas
b.      Kertas
c.       Kerikil
d.      Koral
6.      Apa yang paling tajam bagi kita ?
a.       Pedang
b.      Parang
c.       Pisau
d.      Pemotong

   Jawaban nyah adalah . . . .
1.      Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah Mati. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Q.S. Al-Imran : 185 ).
2.      Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah Masa Lalu. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama.
3.      Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling besar adalah Hawa Nafsu ( Q.S. Al-A`raf : 179 ). Kerap kali kita kesulitan mengendalikannya, maka berhati-hatilah.
4.      Seperti biasa semua itu benar. Yang paling berat adalah Memegang Amanah ( Q.S. Al-Ahzab : 72 ). Bagaimana banyak orang yang tak mampu memegangnya hingga menjadi kebiasaan yang tak tersadarkan seperti tulisan ini.
5.      Lagi-lagi semua jawaban itu benar. Tapi yang paling ringan Meninggalkan Shalat. Jujur telah terbukti pada manusia yang menunda shalat tepat waktu dengan alasan duniawi. Persis seperti kita yang sedang belajar, bekerja, bahkan berjuang di jalan Allah atau berdakwah dengan alasan takut tertinggal, terlewatkan, dipecat, tak disiplin, kehilangan masa, dan masih banyak lagi.
6.      Benar Semua pemotong pasti tajam. Tapi da hal lain yang paling tajam adalah Lidah Manusia. Dengan lidah kita dapat berucap sesuka kita bahkan melukai perasaan, menyakiti hati, dan menjatuhkan air muka saudara sendiri.
Selengkapnyah...

APRIL MOP = "HARI DUKA" BAGI MUSLIM

Inilah sejarahnya yang disalin kembali sebagiannya dari buku “Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2005)

SEJARAH APRIL MOP
Perayaan April Mop yang selalu diakhir dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.

Islam telah menerangi Spanyol. Karena
sikap para penguasa Islam begitu baik
dan rendah hati, maka banyak orang-orang
Spanyol yang kemudian dengan tulus dan
ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol
bukan hanya beragama Islam, namun mereka
sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan
secara Islami. Mereka tidak hanya
membaca Al-Qur'an tapi juga bertingkah
laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka
selalu berkata tidak untuk musik, bir,
pergaulan bebas, dan segala hal yang
dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti
itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih
ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal
lelah terus berupaya membersihkan Islam
dari Spanyol, namun mereka selalu gagal.
Telah beberapa kali dicoba tapi selalu
tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah
mata-mata untuk mempelajari kelemahan
umat Islam di Spanyol. Akhirnya
mata-mata itu menemukan cara untuk
menaklukkan Islam di Spanyol, yakni
pertama-tama harus melemahkan iman
mereka dulu dengan jalan serangan
pemikiran dan budaya.

Maka mulailah secara diam-diam mereka
mengirim alkohol dan rokok secara gratis
ke dalam wilayah Spanyol. Musik
diperdengarkan untuk membujuk kaum
mudanya agar lebih suka bernyanyi dan
menari ketimbang baca Qur’an. Mereka
juga mengirim sejumlah ulama palsu yang
kerjanya meniup-niupkan perpecahan di
dalam tubuh umat Islam Spanyol.
Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai
pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan
Salib benar-benar dilakukan dengan kejam
tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak
hanya pasukan Islam yang idbantai, juga
penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil,
orang-orang tua, semuanya dihabisi
dengan sadis.

Satu persatu daerah di Spanyol jatuh,
Granada adalah daerah terakhir yang
ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di
Spanyol (juga disebut orang Moor)
terpaksa berlindung di dalam rumah untuk
menyelamatkan diri. Tentara-tentara
Kristen terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal
menyisakan ribuan mayat yang
bergelimpangan bermandikan genangan
darah, tentara Salib mengetahui bahwa
banyak Muslim Granada yang masih
bersembunyi di rumah-rumah. Dengan
lantang tentara Salib itu meneriakkan
pengumuman, bahwa para Muslim Granada
bisa keluar dari rumah dengan aman dan
diperbolehkan berlayar keluar dari
Spanyol dengan membawa barang-barang
keperluan mereka. “Kapal-kapal yang akan
membawa kalian keluar dari Spanyol sudah
kami persiapkan di pelabuhan. Kami
menjamin keselamatan kalian jika ingin
keluar dari Spanyol, setelah ini maka
kami tidak lagi memberikan jaminan!”
demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan
tawaran ini. Beberapa dari orang Islam
diperbolehkan melihat sendiri
kapal-kapal penumpang yang sudah
dipersiapkan di pelabuhan. Setelah
benar-benar melihat ada kapal yang sudah
dipersiapkan, maka mereka segera bersiap
untuk meninggalkan Granada bersama-sama
menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka
pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim
Granada yang keluar dari rumah-rumahnya
dengan membawa seluruh barang-barang
keperluannya beriringan jalan menuju
pelabuhan. Beberapa orang Islam yang
tidak mempercayai tentara Salib bertahan
dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya.
Setelah ribuan umat Islam Spanyol
berkumpul di pelabuhan, dengan cepat
tentara Salib menggeledah rumah-rumah
yang telah itinggalkan penghuninya.
Lidah api terlihat menjilat-jilat
angkasa ketika para tentara Salib itu
membakari rumah-rumah tersebut bersama
orang-orang Islam yang masih bertahan di
dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang tertahan
di pelabuhan hanya bisa terpana ketika
tentara Salib juga membakari kapal-kapal
yang dikatakan akan mengangkut mereka
keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu
dengan cepat tenggelam. Ribuan umat
Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena
sama sekali tidak bersenjata. Mereka
juga kebanyakan terdiri dari para
perempuan dan anak-anaknya yang masih
kecil-kecil. Sedang tentara Salib itu
telah mengepung mereka dengan pedang
terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya,
ribuan tentara Salib itu segera
membantai dan menghabisi umat Islam
Spanyol tanpa perasaan belas kasihan.
Jerit tangis dan takbir membahana.
Dengan buas tentara Salib terus
membunuhi warga sipil yang sama sekali
tidak berdaya.

Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu
habis dibunuh dengan kejam. Darah
menggenang di mana-mana. Laut yang biru
telah berubah menjadi merah
kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan
dengan tanggal 1 April. Inilah yang
kemudian diperingati oleh dunia Kristen
setiap tanggal 1 April sebagai April Mop
(The Aprils Fool Day).

Bagi umat Islam April Mop tentu
merupakan tragedi yang sangat
menyedihkan. Hari di mana ribuan
saudara-saudaranya seiman disembelih dan
dibantai oleh tentara Salib di Granada,
Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak
pantas jika ada orang Islam yang
ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab
dengan ikut merayakan April Mop,
sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut
bergembira dan tertawa atas tragedi
tersebut. Siapa pun orang Islam yang
turut merayakan April Mop, maka ia
sesungguhnya tengah merayakan ulang
tahun pembunuhan massal ribuan
saudara-saudaranya di Granada, Spanyol,
beberapa abad silam.

1 ApriL = Hari duka bagi Muslim
Yu.. kita panjatkan doa!!
Selengkapnyah...
 
Unduh Adobe Flash player
 
© Copyright by mediaHATI| Template by Blogger Templates