English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
ingin mendapatkan SMS TAUHIID setiap hari => Ketik : DAFTAR#NAMA#KOTA contoh : DAFTAR#ADI#BDG kirim ke 0821-303030-38 / 0878-2525-2626 <= GRATIS terima SMS TAUHIID setiap hari, insyaAlloh. . .。

Football Kicks

seperti Super Free Kicks tendang dengan space pada keyboard dengan menentukan akurasi pada panah yang bergerak dan membertimbangkan arah angin hingga ciptakan gol indah melewati pagar betis dan kiper yang aktaktif. tendangan bebas, bebaskan pikiran. . .


mainkan disini. . .

klik disini untuk memperbesar kemauan anda. . .




Share |
Selengkapnyah...

Kita, Pemerintah, dan Israel

Ditengah tengah kebiadaban Zionis-Israel memborbardir Gaza-Palestina, yang kini menelan korban lebih dari 100 orang, ternyata banyak pihak di Indonesia telah lama mengambil untung hubungan dagang dengan Israel. Salah satunya adalah Kementerian Perdagangan di Indonesia.
Data dari Kementerian Perdagangan RI menyebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia-Israel cukup positif. Tahun 2007, total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 124.100 dan meningkat menjadi USD 116,4 juta pada tahun 2008. Tahun 2009, total perdagangan dua negara mencapai USD 91.613 juta dan kembali meningkat menjadi USD 117,5 juta pada tahun 2010. Data tahun 2011 menunjukkan, total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 69,6 juta. Dan hingga pertengahan tahun ini sudah mencapai USD 79 juta. (lihat www.merdeka.com/uang/bagaimana-hubungan-dagang-indonesia-israel-terjalin.html)
Salah satu perusahaan ekspor-impor yang menjalin hubungan dagang dengan Israel adalah Indolink yang bermarkas di Israel. Dalam profil perusahaan disebutkan bahwa visi dan misi perusahaan tersebut adalah membantu pengusaha antar dua negara menjalin kerjasama strategis dan saling menguntungkan. Indolink mengaku mengambil peran sebagai agen bisnis perusahaan Indonesia di Israel. Sebab, perusahaan berjanji memberi layanan menyeluruh bagi importir dan distributor Indonesia yang tertarik bekerjasama dengan suplaier dari Israel mulai dari penjajakan produk, negosiasi harga, perjanjian kerjasama hingga transaksi.
Menurut Indolink dalam websitenya, menjalin hubungan antara Israel dan Indonesia memerlukan pengetahuan khusus akibat tajamnya perbedaan mentalitas antara kedua bangsa. Penampilan bangsa Israel memang nampak seperti orang Eropa atau Amerika, namun kenyataannya mereka mempunyai mentalitas tersendiri yang bukan Eropa, bukan Amerika bahkan lain dari orang Arab. Mentalitas ini terkenal dengan istilah “tzabarim” (asli Israel) yang dapat dipahami hanya oleh orang-orang yang tinggal di Israel.  (lihat www.indolink.co.il/about_i.html)
Keberhasilan hubungan bisnis dengan orang Israel, menurut Indolink, tergantung pada pemahaman atas mentalitas tzabarim, suatu faktor yang jauh lebih penting daripada faktor objektif kecocokan produk, harga dan solusi birokrasi ekspor-impor. Potensi dagang antara Indonesia dan Israel sangatlah besar dan upaya-upaya hubungan bisnis telah dijalankan sejak dibukanya hubungan dagang secara resmi dan legal antara kedua negara pada tahun 2001.
Namun banyak dari upaya-upaya tersebut tersendat bahkan gagal akibat kesenjangan budaya, bahasa, mentalitas dan ekspetansi antara kedua pihak. Kesalahpahaman dan keputusasaan pun muncul akibat kendala-kendala ini.
Indolink berdiri sejak tahun 2004 menyatakan dirinya sebagai solusi atas berbagai kendala yang dihadapi oleh para usahawan Indonesia dalam memanfaatkan peluang bisnis dengan Israel.
Meski berusia muda, Indolink telah mencatat sejumlah keberhasilan mensukseskan hubungan bisnis antara para usahawan dan organisasi bisnis Indonesia dengan para rekanan Israel.
Menurut Indolink, Israel mempunyai lebih dari 140 ilmuwan dan insinyur per 10.000 penduduk, lebih dari dua kalinya Jepang dan hampir dua kalinya AS. Secara per kapita, Israel menduduki ranking kedua setelah AS dalam jumlah publikasi sains dan pendaftaran paten. Secara akademis, Israel juga menduduki persentase yang tinggi di dunia, dimana lebih dari 20% penduduk Israel menyandang gelar kesarjanaan. Israel merupakan negara kecil dengan penduduk sekitar 7 juta jiwa, namun hampir setiap minggu memunculkan inovasi dan paten baru. Hal ini didukung oleh kapabilitas dan produktifitas SDM yang sangat tinggi.
Majalah Warta Ekonomi tahun lalu juga mewawancarai, Direktur Eksekutif yang juga pendiri Indonesia Israel Public Affair Comitte (IIPAC), Benjamin Ketang. Ia (Ketang, red) mengatakan, “Saya rasa dampak ekspansi Israel di Indonesia tidak perlu 10 tahun dari sekarang. Tiga tahun saja kalau ada komando dari Israel, maka mereka akan beramai-ramai datang ke Indonesia,” ujarnya. Pria asal Jember yang merupakan alumnus Hebrew University ini kemudian menyatakan, “Tradisi orang Yahudi itu kalau komunikasi selalu dengan high level, levelnya pasti presiden atau menteri…”
Ketang adalah salah seorang yang membidani lahirnya lembaga lobi Yahudi di Indonesia ini menyatakan, investor Israel saat ini melirik sektor teknologi informasi dan pertanian.
Hubungan Dagang Resmi Indonesia-Israel
Indonesia, kini memang menjadi incaran negara-negara di dunia, termasuk Israel.  Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi market bisnis yang menggiurkan bagi negara manapun di dunia. Karena itu, Kementerian Luar Negeri Israel meluncurkan situs berbahasa Indonesia awal tahun 2007 lalu. “Kami ingin memberikan informasi yang sebenarnya tentang Israel kepada rakyat Indonesia,” kata perwakilan Israel di Indonesia, Ilan Ben Dov.
Lewat lobi-lobi khusus, Israel terus menerus ingin menjalin hubungan yang erat dengan Indonesia.  Bukan hanya hubungan dagang –yang telah berlangsung- tapi juga hubungan diplomatik.
Masalah hubungan resmi RI-Israel itu pernah mencuat ke permukaan tidak lama setelah terbentuknya kabinet Gus Dur (1999-2001). Waktu itu Gus Dur dan Menlu Alwi Shihab melontarkan keinginan mereka untuk membuka hubungan dengan Israel, kendati akhirnya hanya berhasil dalam taraf hubungan ekonomi dan perdagangan.  Bahkan saat itu pemerintah Gus Dur ingin membuka hubungan diplomatik dengan Israel, tapi karena reaksi masyarakat –terutama ormas-ormas Islam cukup kuat—akhirnya Gus Dur membatalkan.  Bahkan sampai-sampai saat itu 16 Duta Besar Negara-negara Arab di Jakarta, menyampaikan keberatannya, sehingga akhirnya Gus Dur menghentikan niatnya membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Tentang hubungan perdagangan, entah sejak kapan pemerintah Indonesia memulainya.  Tapi ketika Luhut Panjaitan menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian (2000-2001) era Gus Dur, mencuat ke media massa itu, tentang bocoran dokumen persetujuan perdagangan dengan Israel. Ternyata Gus Dur meski banyak diprotes, lewat mengeluarkan Keputusan Menperindag No.23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001 yang melegalkan hubungan dagang antara RI dengan Israel.
Negara Israel yang diproklamasikan sejak 14 Mei 1948, memang merupakan satu-satunya negara yang kini menjadi musuh bersama dunia Islam. Sebagian besar Negara Arab –kecuali Yordania, Mesir, Turki dll– kini tetap konsisten tidak mau berhubungan diplomatik dengan Israel.  Sedangkan Oman, Qatar, Tunisia dll memang telah mengadakan hubungan dagang dengan Israel, meski sampai saat ini tidak banyak diketahui tentang keuntungan mereka membuka hubungan dagang dengan Negara Zionis itu.
Memang jalinan berkelindan yang rumit pemerintah Israel dengan negara-negara besar (khususnya Amerika dan Inggris), menjadikan Negara Israel kini hari ke hari makin digdaya.  Meski jutaan masyarakat dunia terus menerus mengecam kezaliman negara zionis ini, tapi pemerintah negara-negara bersangkutan tetap adem ayem dengan Israel. Ironisnya negeri-negeri Muslim sendiri tidak mempunyai sikap yang satu dalam menghadapi Israel. Padahal penduduk Israel kini hanyalah berjumlah 6.352.117 orang (lihat www.cia.gov/ cia/publications/ factbook/geos/is.html).
Tapi, memang begitulah hukum sunnatullah di alam ini. Tidak mesti golongan yang besar itu akan mengalahkan golongan yang kecil. Malah yang terjadi seringkali sebaliknya. Israel, karena kecerdasan dan kelicikannya mampu bertahan hingga kini dan bahkan makin digdaya, dengan memiliki persenjataan militer –termasuk nuklir—yang jauh lebih dahsyat daripada yang dimiliki negeri-negeri Islam.
Wanita dan anak-anak ikut membela Palestina
Bukan mudah memang bagi pemerintah Indonesia, untuk bersikap tegas terhadap Israel. Karena suatu keputusan politik kepada Israel mempunyai imbas yang besar pada pemerintah Amerika dan Inggris (kedua Negara inilah sponsor utama pendirian Negara Israel 1948).  Jadi kalau selama ini sikap politik internasional pemerintah seringkali “membebek” kepada AS jangan berharap pemerintah akan bersikap tegas kepada Israel.
Tapi bagaimanapun sebuah negara tergantung pada pemimpinnya.  Pepatah yang terkenal mengatakan “ikan itu busuk dari kepalanya.”  Bila pemimpinnya peragu/penakut, maka penyakit takut itu akan menular ke pejabat-pejabat bawahannya dan kemudian ke rakyatnya. Sulit mengharapkan Presiden SBY yang telah mendapat gelar ‘Knight Grand Cross in the Order of Bath’ dari Ratu Inggris, untuk bersikap berani seperti mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad. Dalam Sidang OKI beberapa tahun lalu, Mahathir menyatakan:
“Kita sesungguhnya sangat kuat. Umat Islam yang berjumlah 1,3 miliar orang (seharusnya) tak bisa dengan mudah dikalahkan. Orang Eropa membunuh 6 dari 12 juta orang Yahudi. Akan tetapi, kini orang Yahudi secara tak langsung menguasai dunia. Mereka bisa membuat orang lain berperang dan mati untuk mereka…
Apakah benar kita tak perlu dan tak dapat melakukan apa-apa bagi diri kita sendiri? Apakah benar 1,3 miliar orang (Islam) tak memiliki kekuatan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dari penghinaan dan penindasan yang dilakukan oleh musuh yang jumlahnya jauh lebih kecil? Apakah mereka (umat Islam) hanya dapat membalas secara membabi buta dengan kemarahan. Apakah tak ada jalan lain kecuali meminta anak-anak muda kita untuk meledakkan dirinya sendiri dan membunuh orang lain, tindakan yang hanya mengundang dilancarkannya pembantaian lebih banyak lagi atas rakyat kita?…Tak mungkin tak ada jalan lain. Kaum Muslim yang berjumlah 1,3 miliar tak dapat dikalahkan oleh berapa juta orang Yahudi. Seharusnya ada jalan (bagi kita).”
Ya, jalan Rasulullah yang harus kita tempuh.  Rasulullah saja perlu waktu 13 tahun untuk membentuk generasi yang hebat dan cerdas (mujahid dan mujtahid) untuk mengalahkan Yahudi. Hamas dan kaum Muslim di Palestina sana telah memulainya. Mereka melakukan serangan balasan ke Israel, karena Israel telah menjajah, mengusir dan membantai ribuan kaum Muslim Palestina.
Jihad Harta
Untuk di Indonesia atau negeri-negeri yang jauh dari Palestina, jihad harta mungkin adalah alternatifnya.  Masalah dana/harta ini sungguh dahsyat. Kita ingat tahun 2006, ketika Hamas memenangkan pemilu demokratis di Palestina, Amerika dan negara-negara Eropa memboikot dana-dana Hamas di seluruh dunia. Dengan tujuan agar Hamas dan rakyat Palestina terkucil, miskin dan tidak berdaya. Dan akibat boikot itu, terjadi bentrok antara Fatah dan Hamas, sehingga akhirnya terbelah, Hamas menguasai Gaza dan Fatah menguasai Tepi Barat.
Alhamdulillah lambat laun berjalannya waktu,  akhirnya terjadi kesepahaman antara Hamas dan Fatah kembali.
Salah satu buku yang layak kita baca, adalah buku yang berjudul “Al Jihad bil mal fi sabilillah” (Dahsyatnya Jihad Harta –terj. GIP).  Baca tulisan saya sebelumnya berjudul: “Ayo, Saatnya Jihad Harta!”
Dalam masalah solidaritas harta ini, kaum Yahudi sangat serius. Di antara lembaga Yahudi yang sangat giat menjalankan proyek Zionisme adalah Jewish Agency (Agen Yahudi) dan Jewish National Fund (Lembaga Keuangan Nasional Yahudi). Lembaga ini menerima sumbangan dari seluruh orang Yahudi di dunia. Mereka mendapat dukungan penuh dari kelompok Kristen-Zionis yang saat ini lebih dikenal dalam jajaran pemeritahan Amerika Serikat dengan kelompok Konservatif Baru (neo-conservative). Dan, salah satu tokoh utamanya adalah presiden Amerika sendiri, George W Bush.
Salah satu bentuk dukungan paling menonjol terhadap negara penjajah Zionis adalah sebuah program yang dikelola dan dipublikasi oleh sebuah situs internet, www.ou.org/HelpIsraelCenter. Di Amerika Serikat saja terdapat sekian banyak yayasan dan lembaga yang semuanya bertujuan memberi bantuan kepada negara penjajah itu. Salah satu lembaga yang paling berpengaruh dan kegiatan-kegiatannya sangat terarah adalah AIPAC (American-Israeli Public Affair Commtittee) atau Komite Israel-Amerika untuk Urusan-urusan Publik. Para pemimpin dan pengurus organisasi ini terbilang tokoh-tokoh sangat berpengaruh di Amerika Serikat dan menjabat berbagai posisi strategis dalam pemerintahan Amerika. Sebagai contoh, kita cukup dengan mengenalkan salah satu tokohnya, yaitu Danis Rose, orang yang ditunjuk sebagai delegasi Amerika untuk proses perdamaian di Timur Tengah sejak pemerintahan George Bush senior.
Organisasi-organisasi sosial juga tidak ketinggalan untuk menggalang dana dan membiayai program-programnya yang memiliki tujuan mempertahankan negara Israel –membangun dan memperluas wilayah kedaulatannya, agar tampil sebagai negara paling berpengaruh di kawasan Timur Tengah Baru. Diantara organisasi-organisasi tersebut adalah:
Hazon Yeshaya; organisasi ini menyalurkan dananya untuk membiayai penyedian hasa’ (semacam sup) di dapur-dapur umum dan pusat-pusat pelayanan publik, juga mencukupi kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya kepada warga Israel yang sedang mengalami kesulitan.
Ezer Mizion; sebuah organisasi bantuan kesehatan. Organisasi ini memiliki 40 cabang yang tersebar di seluruh negara Israel dan 10.000 sukarelawan. Mereka siap memberi beragam pelayanan kesehatan bagi warga Israel guna mendukung sistem kesehatan yang dikembangkan negara.
Help Israel; kegiatan organisasi ini memberi bantuan darurat kepada warga Yahudi yang tinggal di perkemahan dan di daerah Yahuda dan Samira yang merupakan bagian dari wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Bantuan yang mereka berikan berupa pakaian, baju anti peluru dan berbagai kebutuhan darurat lainnya bagi komunitas-komunitas Yahudi.
Lebih dari 60% dana kampanye Partai Demokrat Amerika yang berhasil dikumpulkan oleh Jimmy Carter dan Bill Clinton adalah berasal dari sumbangan orang-orang Yahudi. Sehingga wajar jika dari 125 anggota Dewan Keuangan Nasional Partai Demokrat pada masa pemerintahan Carter (1977-1981), 70 orang di antaranya adalah Yahudi. Orang-orang Yahudi itu juga sanggup menyumbang 60% dari seluruh dana yang dihimpun oleh Richard Nixon, calon presiden Amerika dari Partai Republik, untuk memenangkan pemilihan umum tahun 1972. Sampai kini mereka memainkan peranan yang besar.  Maka tidak heran dalam Perang Israel-Gaza 2012 ini, Presiden Obama menyalahkan Hamas dan mendukung Israel. Wallahu Aziizun Hakiim.

Sumber : hidayatullah.com
Oleh : Nuim Hidayat
Red : Khansa Salsabillah
Share |
Selengkapnyah...

Virtual Knee Surgery

bedah lutut virtual mengantarkan kita pada prkatek dokter bedah. semoga bisa membantu untuk pembelajaran tanpa ada mal praktek. ayo dicoba. . .


mainkan disini. . .

klik disini untuk memperbesar kemauan anda. . .




Share |
Selengkapnyah...

Selamat Tinggal Muna

oleh J Nursyawali
 
Jangan Hidup Seperti Air Mengalir
Karena Tak Semuanya Sungai Bermuara
Belajarlah Hidup Seperti Air
Yang Selalu Tunduk Kepada Sang Pencipta

Jangan Mengikuti Apa Yang Sedang Terjadi
Tapi Berbuatlah Pada Apa Yang Akan Terjadi

Bukan Sekedar Mengumbar Kata
Lebih Dari Merangkai Fakta
Bukan Hanya Sebatas Cerita
Entah Kapan Mimpi Jadi Nyata

Bergeraklah Tinggalkan Kemunafikan
Yang Selalu Baik Di Mulut Tapi Buruk Di Raga
Bergegaslah Tanpa Spion Kehidupan
Yang Selalu Mengingatkan Untuk Kembali Ke Jalan Yang Sama

Kembali Ke Depan Bukan Ke Belakangnya
Terus Melaju Tidak Pada Jalan Yang Sama
Bergerak Pada Tujuan Utama
Adalah Tunduk Kepada Sang Pencipta

Selamat Tinggal Kemunafikan
. . .。


Share |
Selengkapnyah...

[FOG] Numbers

pilih dan klik angka dalam kotak berwarna-warni sesuai dengan nomor yang ditentukan sebelah kanan. ayo mainkan waktu kita sempit. secara hidup itu hanya sementara. . .


mainkan disini. . .

klik disini untuk memperbesar kemauan anda. . .




Share |
Selengkapnyah...

17 Alasan Mengapa Indonesia Sulit Menjadi Negara Maju

17. Harga Nyawa di Indonesia = Rp 20.000
Terjadi pada saat kasus pembentukan provinsi tapanuli, massa diberi 20.000 untuk berdemo dan untuk membunuh Ketua DPRDnya. Ada lagi kasus nyawa melayang cuma gara2 hutang 500 perak.

16. Percaya Batu Kobokan PONARI SWEAT
Kalo kekuatan supranatural dari batu emang segitu gedenya, ngapain berlomba lomba buat rumah sakit internasional ? toh biaya bangun satu rumah sakit bisa buat beli jutaan botol PONARI SWEAT !

15. Ramalan = ?
Liat aja tiap taun baru apa yang ada di infotainment, RAMAL RAMAL dan RAMAL. Tiap tahun baru heboh banget mikirin ramalan, ampe Mama Laurent, Ki Kusumo, Joko Bodo panen duit

14. Kelakuan Hewan Perwakilan Rakyat
yang makin mirip hewan Liat aja kerjaan DPR saban hari ! cakar fraksi sana, cakar sini, koalisi sana, sentil fraksi ini. Kapan INDONESIA mau maju kalo terus begini ?

13. Dikibulin ama Aburizal Bakrie
Jadi Menko Kesra, Orang terkaya di Asia Tenggara, Punya ANTV, LATIVI alias tv0ne, Punya Esia, bakrie dll kok ngakunya keberatan untuk ganti rugi warga Porong? Bakrie kan punya developer, buat aja perumahan baru untuk warga porong! selesai kan ?.

12. Bangga banget sama yang namanya Jakarta
Patutkah kita bangga akan Ibukota Indonesia ini?. Kota Jakarta adalah kota metropolis yang di cap GAGAL oleh dunia luar. Bahkan kemacetan Jakarta sudah jadi bahan acara THE AMAZING RACE 2 ASIA AXN, dengan tantangan melewati jalan tol bandara sampe ke Monas yang macet naujubilah.

11. Boikot Amerika !
Emang segampang itu? Kalo Pemerintah Indonesia langsung putus hubungan dgn USA, Indonesia pasti akan mengalami krisis 5x lebih besar dari tahun '97

10. Menghitung kesuksesan pemerintah dari Sembako
Emang sembako mempengaruhi tingkat perekonomian? Dan pemerintah yang tak sanggup mewujudkannya bisa dibilang gagal? Ya enggak lah! Negara mana coba yang bakal nulis HEADLINE news di surat kabarnya: Harga Beras di Indonesia 500/liter

9. Ditipu Orang Asing
Orang asing menipu Rakyat Indonesia dengan pelan, disadari atau tidak. China dengan mengimpor barang sebanyak2nya, Amerika dgn pertambangannya (emang ada orang papua kerja di Freeport? Paling jadi pembantu umum), dan INDIA dengan Sinetron juga Film perusak mental bangsa (Liat aja creditsnya sinetron. Raakhe Punjabi, Gobin Punjabi, Amitabacham (?))

8. Mengutamakan diam itu emas
Liat aja apa yang dilakuin pejabat pejabat. Diem diem, dapet duit. Diem diem, dapet tunjangan. Diem diem, korupsi. Diem diem, bau !

7. Menghalalkan Segala Cara
Mau dapet gelar Doktor dalam 1 minggu? Bisa!
Mau mengetahui keburukan musuh sehari2? Bisa!
Mau ngebunuh siapapun tanpa ketauan? Bisa!
Duit adalah segalanya, Inikah Indonesia? =’(

6. Melakukan Pemborosan di segala bidang
Di bidang media, buat apa PH membuat sinetron sinetron low budget dan low quality (sebut saja = INDOSIAR) Naga Terbang lah, Buaya bunting lah. Mendingan kaga usah buat deh!

5. Pentingan Pulsa daripada Makanan di Warteg
Pengguna handphone di Indonesia tuh buanyaak banget. Dari tukang somay, ketoprak smp presiden. Bahkan ada pengamen yang ngamen cuma buat beli PULSA. Daripada begitu kan mendingan uangnya buat mereka sekolah ato makan!

4. Hobby Telat
Kenapa sih orang Indonesia ini telat semua! Giliran Malaysia SUDAH mengambil Sipadan dan Ligitan kita bekoar GANJANG MALAYSIA! MERDEKA ATO MATI! Lah, emang kemana aja kita pas Sipadan disini? Kita anggurin aja. Dan sekarang Sipadan udah jadi the best dive site in the world ama Malaysia!

3. Terus menaikkan Standar Kelulusan
Dari tahun ke tahun, batas minimal UAN terusss naik. Dari 3.14 ampe besok 5.50. Tujuan depdiknas apa ? Mau memperbanyak ketidaklulusan di bangku sekolah? Standar 3.14 aja banyak yang gagal apalagi 5! Bahkan bisa2 standar naik jadi 7!

2. OSPEK adalah sarana membentuk mental pemimpin ?
nonono ! ospek bisa dibilang cuma sarana para senior buat bales dendam. Kalo uda dipukul, Dimarahin dll terus mau diapain? bunuh?

1. Banyak Partai = demokrasi ?
Jumlah partai di Indonesia mungkin bisa dibilang TERBANYAK di dunia. Kalau mau dikalkulasiin dari zaman Sukarno sampe SBY jumlahnya berkisar 150. Dari segitu, paling partai besarnya 15, sisanya partai gurem. Buat apa partai banyak2 coba? Manjang manjangin kertas pemilih aja. dan yang jelas buang buang DUIT aje.

*dariForumSebelah



Share |
Selengkapnyah...

Ping-Pong 3D

toktak pingpong mainkan dengan mouse. melatih konsentrasi dan kesabaran. . .


mainkan disini. . .

klik disini untuk memperbesar kemauan anda. . .




Share |
Selengkapnyah...

[UT] Atas Nama Demokrasi, Perlukah Mesir Bersimbah Darah?

kopi bang adhyUnderground Tauhid - Belum hilang dari ingatan kita dinamika penggulingan rezim Husni Mubarak pada 2011 lalu di Mesir, kini negara ini kembali bergejolak dan memaksa Presiden Mohammad Morsi digulingkan dari kursinya. Mesir membutuhkan 10.000 tahun hingga akhirnya memiliki Presiden pertama yang terpilih dari hasil demokrasi, dan ia akhirnya hanya bertahan selama 1 tahun saja. Atas nama demokrasi, seorang Mubarak turun dan seorang Morsi naik; lalu atas dasar ‘demokrasi’ pula Morsi harus pula turun.
Apa yang terjadi di Mesir adalah suatu bentuk pelecehan demokrasi di era modern seperti saat ini. Terlepas dari pro dan kontra kepemimpinan Morsi, mekanisme kudeta militer bukanlah sesuatu yang layak kita temui di dunia dewasa ini. Ketika memang ada ketidakpuasan dalam kepemimpinan seorang Presiden yang terpilih secara demokratis, maka mekanisme demokrasi seperti pemilu ulang atau pengembalian kekuasaan kepada konstitusi adalah jalan yang bijak.
Ironisnya, Amerika Serikat yang selama ini aktif kampanye demokrasi, justru mengatakan apa yang terjadi di Mesir bukan sebuah kudeta militer, sikap ini sangat berbeda dengan apa yang mereka katakan kepada pemerintah junta militer di Myanmar.
Kelompok Oposisi Mesir kemudian mengeluarkan beberapa dalih kenapa Morsi ‘pantas’ diturunkan. Kegagalan mengelola ekonomi dan distribusi kekuasaan hanya pada kelompok tertentu saja menjadi alasan. Ditambah dengan ‘hitung-hitungan’ baru bahwa Morsi hanya dipilih oleh 17% rakyat Mesir, angka ini muncul dari perbandingan jumlah pemilih Morsi dengan jumlah penduduk Mesir (memasukkan golput dan penduduk tidak punya hak pilih), jelas hitungan ini tidak relevan karena faktanya Morsi menang lebih dari 50% dalam pemilu yang diselenggarakan tahun lalu.
Waktu satu tahun rasanya juga terlalu cepat untuk menilai apakah sebuah pemerintahan sudah berjalan dengan baik atau belum. Apalagi bila mempertimbangkan bahwa Mesir kehilangan cukup banyak pemasukan karena diputusnya subsidi oleh beberapa negara dan juga baru dimulainya babak baru pembangunan Mesir yang demokratis.
Atas nama penyelamatakan bangsa, militer Mesir bertindak berlebihan hingga akhirnya mereka menggulingkan dan ‘menghilangkan’ Morsi. Demonstrasi pun silih berganti turun ke jalan, mereka yang kontra Morsi telah kembali ke rumah, sedangkan mereka yang pro Morsi kini memenuhi jalan-jalan di Kairo dan kota besar di Mesir. Namun, militer memiliki standar ganda, mereka justru melakukan tindakan represif dan bahkan hingga menuju tindakan ‘pembantaian rakyat sipil’.
Apa yang terjadi di Mesir adalah sebuah tragedi kemanusiaan di dunia modern, dan masyarakat dunia telah menjadi saksi dari tidakan biadab terhadap demonstran yang menuntut hadirnya demokrasi di bumi Mesir. Apa yang dilakukan oleh para demonstran merupakan perjuangan yang mereka yakini dapat membawa Mesir menjadi negara demokratis, modern, dan mandiri.
Masih teringat, dua tahun yang lalu, rakyat Mesir telah berkonsensus bahwa militer haruslah menepi dari pemerintahan dan proses demokrasi harus ditegakkan. Namun kini lagi-lagi atas nama demokrasi ada sebagian rakyat yang menistakan konsensus tersebut sehingga berujung pada sebuah tragedi kemanusiaan yang luar biasa.
Negara-negara di dunia perlu bersikap tegas terhadap tragedi kemanusiaan di Mesir. Tidak hanya sebuah pernyataan sikap melainkan juga aksi nyata seperti lobi internasional, dukungan kemanusiaan dan penyebaran opini dukungan terhadap Mesir. Sebagai negara yang terkena dampak dari musim semi di Arab, Mesir sempat merasakan indahnya musim semi tersebut selama satu tahun terakhir, rakyat mesir bisa merasakan hidup dalam era demokrasi.
Namun kini, musim semi tersebut telah beralih menjadi musim panas yang “panas”-nya tak tertahankan hingga memakan korban jiwa. Atas nama demokrasi, dunia harus campur tangan demi penyelesaian konflik.
Dukungan kemanusiaan terhadap rakyat Mesir bukan berarti sebuah dukungan politik terhadap Mursi dan kelompok Ikhwanul Musliminnya, tetapi merupakan sebuah dukungan kemanusiaan universal yang menjadi tanggung jawab semua insan manusia. Mengutip pembukaan UUD 1945, “… bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Apa yang terjadi di Mesir adalah dua dimensi ‘penjajahan’; pertama, pendekatan senjata dari militer kepada rakyat sipil, dan kedua, besarnya intervensi asing dalam dinamika demokratisasi di Mesir. Melihat dinamika ini, saya mengangkat beberapa pesan kepada beberapa pihak. Pesan ini adalah pesan kemanusiaan kepada rakyat Mesir yang sedang mengupayakan kehadiran demokrasi di negeri tersebut.
Kepada Publik Umum, kepedulian kita kepada Mesir adalah bentuk simpati kemanusiaan yang sudah sewajarnya kita berikan. Transisi Mesir cukup serupa dengan apa yang dialami Indonesia pada 1998, Indonesia sangat beruntung karena militernya bisa bertindak bijak dan mengesampingkan tindakan represif. Untuk itu, kita perlu mendukung Mesir agar kembali pada jalur demokratisasi yang akan membawa negara ini menjadi negara yang berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Kita tentunya sepakat bahwa pendekatan senjata adalah tindakan yang tidak sesuai lagi di era modern saat ini, untuk itu segala bentuk represif dari militer kepada rakyat sipil perlulah di tolak dengan tegas.
Kepada Pemerintah Indonesia, perlu kembali mengingat bahwa politik negara kita adalah Politik Bebas aktif, bukan diplomasi sunyi yang kerap dilakukan seperti saat ini. Bebas dalam artian Indonesia tidak memihak kelompok tertentu di Mesir, melainkan memihak pada kemanusiaan. Aktif dalam artian Indonesia melakukan diplomasi secara aktif ke negara lain untuk menyerukan penghentian kudeta militer yang ternyata berdampak buruk kepada Mesir dan rakyatnya. Sikap tegas, dan kontribusi aktif adalah fitrah dari Indonesia yang di cita-citakan oleh para pendiri bangsa.
Kepada Dunia Internasional, dunia telah bersepakat tentang demokrasi dan kemanusiaan sebagai nilai yang diusung dalam era modern pasca perang dunia II, sehingga segala dukungan terhadap upaya demokratisasi dan kemanusiaan sangat diperlukan. Segala pelecehan terhadap demokrasi dan pengkhianatan kemanusiaan perlu ditentang dengan tegas. Apa yang terjadi di Mesir adalah kenyataan pahit bahwa sebuah negara yang sedang dalam proses transisi, kembali harus tercoreng sejarahnya karena sikap rezim militer yang tak bisa menahan diri.
Atas nama demokrasi, perlukah Mesir bersimbah darah? Padahal demokrasi mengajarkan kepada umat manusia tentang pentingnya adu gagasan, bukan penindasan bersenjata. Bukankah atas nama demokrasi dan kemanusiaan, rakyat sipil Mesir perlu ikut kita selamatkan, sebagaimana mereka pernah ikut menyelamatkan kita dengan pengakuan sebagai negara merdeka berdaulat di awal kemerdekaan ketika negara-negara lain masih melihat kita sebagai budak penjajahan?
Oleh : Ridwansyah Yusuf Achmad
Keterangan penulis:
Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana pada International Institute of Social Studies of Erasmus University Rotterdam dan Sekretaris Jenderal PPI Belanda. Tulisan ini merupakan pendapat pribadi, tidak mewakili lembaga. (Sumber:Detik)
Red : Abdul Aziz Al Makassary


Share |
Selengkapnyah...
 
Unduh Adobe Flash player
 
© Copyright by mediaHATI| Template by Blogger Templates