oleh J Nursyawali
Sunyi Sepi Seperti Sendiri Dalam Keramaian Ramah
Sering Ku Pandangi Setiap Sudut Rumah
Sesekali Cahaya Meneropong Tak Begitu Meriah
Semua Ruang Telah Ku Jajaki Seakan Tunaikan Amanah
Ketahuilah Aku Adalah Seorang Anak
Kerap Mencoba Untuk Terus Bergerak
Karena Amanah Menwangi Bunga Semerbak
Kerumunan Semangat Pun Terarak
Hari Ke Waktu Ku Hadapi Dengan Seyuman
Hampa Tak Semudah Membalikan Badan
Hanya Sebatas Melepas Kewajiban
Harga Kesiapan Mulai Dipertanyakan
Lalu Ku Paksa Raga Untuk Kuat
Lemah Jiwaku Seakan Darurat
Lambaikan Batin Ikut Merapat
Leburkan Malas Lemparkan Semangat
Begitulah Pasang Surut Tekadku
Berusaha Membanggakan Ayah Dan Ibu
Bayangkan Apa Yang Telah Dilkakukan Untuk Ku
Berkorban Naik Turun Haru Biru
Mataku Berkaca Membendung Pelukan
Menahan Emosi Ingin Ku Luapkan
Membayang Basahi Bahu Dengan Tangisan
Memeluk Erat Kasih Mereka Bergantian
Teringat Keseharian Mereka Penuh Cinta
Tentramkan Keluarga Teduhi Rumah Tangga
Terpisah Sementara Kini Kami Berada
Tanpa Hilang Ikatan Batin Yang Terbina
Pandanganku Mulai Buram Kaca Pun Pecah
Pikiran Menggulung Keluh Dalam Kesah
Pancuran Air Tak Terbendung Lalu Tumpah
Penuhi Wajah Menetes Pipi Jadi Basah
Aku Menangis Tanpa Sedu Hanya Sedih
Antara Rindu, Kecewa, Dan Pedih
Adanya Mereka Buat Ku Rindu Kasih
Aliran Kecewa Pun Awali Pedih
Dari Itu Pedihku Mulai Dirasa
Dungu Langkahku Tak Berbangga
Dangkal Cerdasku Tak Terbina
Dan Aku Hanya Anak Rumah Tangga
Namun Hujan Tak Lama Surut
Nyanyian Hati Hilangkan Kabut
Niat Kebangkitan Mulai Mengerucut
Nampak Amanah Kembali Terpaut
Inilah Amanah Luar Biasa Yang Berharga
Incar Diriku Agar Lebih Dewasa
Inginku Segera Membalas Jasa Mereka
Indah Ketika Keluarga Selalu Bahagia
Rangkaian Doa Ku Lantunkan Dengan Ayat Suci
Rimbun Permohonan Untuk Mereka Yang Kucintai
Rahasia Tuhan Semoga Kabulkan Harapan Ini
Rimba Dunia Biarkan Menjadi Saksi
Sunyi Sepi Seperti Sendiri Dalam Keramaian Ramah
Sering Ku Pandangi Setiap Sudut Rumah
Sesekali Cahaya Meneropong Tak Begitu Meriah
Semua Ruang Telah Ku Jajaki Seakan Tunaikan Amanah
Ketahuilah Aku Adalah Seorang Anak
Kerap Mencoba Untuk Terus Bergerak
Karena Amanah Menwangi Bunga Semerbak
Kerumunan Semangat Pun Terarak
Hari Ke Waktu Ku Hadapi Dengan Seyuman
Hampa Tak Semudah Membalikan Badan
Hanya Sebatas Melepas Kewajiban
Harga Kesiapan Mulai Dipertanyakan
Lalu Ku Paksa Raga Untuk Kuat
Lemah Jiwaku Seakan Darurat
Lambaikan Batin Ikut Merapat
Leburkan Malas Lemparkan Semangat
Begitulah Pasang Surut Tekadku
Berusaha Membanggakan Ayah Dan Ibu
Bayangkan Apa Yang Telah Dilkakukan Untuk Ku
Berkorban Naik Turun Haru Biru
Mataku Berkaca Membendung Pelukan
Menahan Emosi Ingin Ku Luapkan
Membayang Basahi Bahu Dengan Tangisan
Memeluk Erat Kasih Mereka Bergantian
Teringat Keseharian Mereka Penuh Cinta
Tentramkan Keluarga Teduhi Rumah Tangga
Terpisah Sementara Kini Kami Berada
Tanpa Hilang Ikatan Batin Yang Terbina
Pandanganku Mulai Buram Kaca Pun Pecah
Pikiran Menggulung Keluh Dalam Kesah
Pancuran Air Tak Terbendung Lalu Tumpah
Penuhi Wajah Menetes Pipi Jadi Basah
Aku Menangis Tanpa Sedu Hanya Sedih
Antara Rindu, Kecewa, Dan Pedih
Adanya Mereka Buat Ku Rindu Kasih
Aliran Kecewa Pun Awali Pedih
Dari Itu Pedihku Mulai Dirasa
Dungu Langkahku Tak Berbangga
Dangkal Cerdasku Tak Terbina
Dan Aku Hanya Anak Rumah Tangga
Namun Hujan Tak Lama Surut
Nyanyian Hati Hilangkan Kabut
Niat Kebangkitan Mulai Mengerucut
Nampak Amanah Kembali Terpaut
Inilah Amanah Luar Biasa Yang Berharga
Incar Diriku Agar Lebih Dewasa
Inginku Segera Membalas Jasa Mereka
Indah Ketika Keluarga Selalu Bahagia
Rangkaian Doa Ku Lantunkan Dengan Ayat Suci
Rimbun Permohonan Untuk Mereka Yang Kucintai
Rahasia Tuhan Semoga Kabulkan Harapan Ini
Rimba Dunia Biarkan Menjadi Saksi
[ Qra in njun ]
Share
|