oleh J Nursyawali
Waktu Itu Malam Tak Berbintang
Bulan Pun Terlihat Tak Benderang
Hembusan Angin Tak Begitu Kencang
Namun Malam Mencekam Berubah Tenang
Seketika Langit Mulai Terang
Lahirlah Seorang Anak Berjiwa Lelaki
Terdengar Adzan Berkumandang
Dari Suara Yang Selalu Mendampingi
Fajar Mulai Menghilang
Cahaya Berbinar Sebelum Bersinar Mentari
Hingga Pagi Menjelang
Semua Bersyukur Bersama Surya Meniti
Apakah Cahaya Itu Kan Terang Selamanya
Hingga Akhir Zaman Ditelan Masa
Sampaikah Cahaya Itu Hingga Ke Syurga
Meski Mulai Terhalang Oleh Gelimang Dosa
Waktu Itu Malam Tak Berbintang
Bulan Pun Terlihat Tak Benderang
Hembusan Angin Tak Begitu Kencang
Namun Malam Mencekam Berubah Tenang
Ketika Para Manusia Lelap Dalam Mimpi
Seorang Ibu Tegar Menahan Diri
Seorang Diri Menanti Antara Hidup Dan Mati
Hingga Menjelang Fajar Sabarkan Hati
Seketika Langit Mulai Terang
Lahirlah Seorang Anak Berjiwa Lelaki
Terdengar Adzan Berkumandang
Dari Suara Yang Selalu Mendampingi
Fajar Mulai Menghilang
Cahaya Berbinar Sebelum Bersinar Mentari
Hingga Pagi Menjelang
Semua Bersyukur Bersama Surya Meniti
Maka Kehidupan Baru Berawal
Meski Dunia Memang Tak Kekal
Bertambah Siapkan Banyak Bekal
Bersinarlah Cahaya Di Bulan Syawal
Dahulu Kelahiran Ini Didamba Dari Mutiara
Dengan Bulir Bulir Jeruk Bali Yang Manis
Dibina Dengan Kasih Sayang Dan Cinta
Mereka Berharap Berjiwa Satria Nan Agamis
Apakah Cahaya Itu Kan Terang Selamanya
Hingga Akhir Zaman Ditelan Masa
Sampaikah Cahaya Itu Hingga Ke Syurga
Meski Mulai Terhalang Oleh Gelimang Dosa
[ Qr_a ]
Share
|
0 komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran diterima
Silahkan berkomentar. . .