English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
ingin mendapatkan SMS TAUHIID setiap hari => Ketik : DAFTAR#NAMA#KOTA contoh : DAFTAR#ADI#BDG kirim ke 0821-303030-38 / 0878-2525-2626 <= GRATIS terima SMS TAUHIID setiap hari, insyaAlloh. . .。

"Ucapan" Selamat Natal ???

Hari natal adalah hari perayaan kaum Nashrani. Apa sih yang sedang mereka rayakan?, yang sedang mereka gembirakan??. Tentunya semua kaum Nashrani –dari Sabang sampai Merauke- sepakat bahwa mereka sedang merayakan hari kelahiran tuhan dan sesembahan mereka. Mereka tidak sedang merayakan kelahiran Yesus sebagai seorang nabi, akan tetapi merayakan kelahiran Yesus sebagai "Tuhan" atau "Anak Tuhan". Coba kita renungkan dengan akal sehat…, tatkala seorang muslim mengucapkan selamat kepada mereka, apakah yang dipahami oleh mereka?, apakah mereka memahami seorang muslim sedang menyatakan, "Selamat atas kelahiran Yesus sebagai seorang Nabi?". Tentunya sama sekali tidak !!!, karena jika mereka memahami demikian tentunya mereka akan ngamuk dan merasa dihina oleh seorang muslim….
Karenanya…mengucapkan selamat hari natal menimbulkan kelaziman-kelaziman yang sangat buruk…
((Selamat Hari Natal = Selamat hari lahirnya "tuhan" kalian = selamat menyembah salib = selamat kalau Allah punya anak = selamat bertrinitas = selamat memusuhi agama tauhid (Islam) = Selamat bahagia dengan bangkitnya kaum salibis yang senantiasa mengharapkan hancurnya Islam))
Ucapan selamat natal lebih parah daripada ucapan : Selamat berzina..., selamat mabuk..., selamat mencuri..., selamat membunuh..., selamat korupsi..., karena dosa terbesar adalah dosa kesyirikan…
Akan tetapi masih banyak kaum muslimin yang tidak menyadarinya...!!!!
Apa yang saya simpulkan di atas ternyata telah jauh-jauh diperingatkan oleh para ulama. Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya "Ahkaam Ahli Adz-Dzimmah" berkata:

وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالاتفاق مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم فيقول عيد مبارك عليك أو تهنأ بهذا العيد ونحوه فهذا إن سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات وهو بمنزلة أن يهنئه بسجوده للصليب بل ذلك أعظم إثما عند الله وأشد مقتا من التهنئة بشرب الخمر وقتل النفس وارتكاب الفرج الحرام ونحوه. وكثير ممن لا قدر للدين عنده يقع في ذلك ولا يدري قبح ما فعل

"Adapun memberi selamat terhadap perayaan-perayaan kufur yang khusus maka hukumnya haram berdasarkan kesepakatan (para ulama) seperti seseorang (muslim) memberi selamat kepada mereka (orang-orang kafir) atas perayaan-perayaan mereka. Maka ia berkata "Perayaan yang diberkahi atasmu…" atau "Selamat gembira dengan perayaan ini" atau yang semisalnya. Maka perbuatan seperti ini –kalau pengucapnya selamat dari kekufuran- maka perbuatan ini merupakan keharaman, dan kedudukannya seperti jika ia memberi ucapan selamat kepada orang yang sujud ke salib. Bahkan hal ini lebih parah dosanya di sisi Allah dan lebih di murkai dari pada jika ia mengucapkan selamat kepada orang yang minum khomr (bir) atau membunuh orang lain, atau melakukan zina dan yang semisalnya. Banyak orang yang tidak memiliki ilmu agama yang cukup terjerumus dalam hal ini, dan mereka tidak tahu akan buruknya perbuatan mereka." (Ahkaam Ahli Adz-Dzimmah 1/441, tahqiq : Yusuf bin Ahmad Al-Bakry dan Syaakir bin Taufiiq, cetakan Romaady li An-Nasyr, cetakan pertama 1418 H/1997 M)

Seseorang hendaknya mencari keridoan Allah ta'ala, dengan mencintai apa yang dicintai oleh Allah dan murka terhadap apa yang dimurkai oleh Allah. Allah sangat murka dengan pernyataan bahwa Yesus adalah anak Allah.

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (٨٨) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (٨٩) تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الأرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (٩٠) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا

"Dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak". Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena Ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda'wakan Allah yang Maha Pemurah mempunyai anak." (QS Maryam : 88-91)

Allah menggambarkan rusaknya keyakinan Allah punya anak dengan menyatakan bahwa pernyataan tersebut hampir-hampir menjadikan benda-benda mati yang megah seperti langit, bumi, dan gunung hancur karena betapa mungkarnya pernyataan tersebut. Lantas kemudian kaum Nasrani bergembira dengan pernyataan tersebut…Lantas sebagian kaum muslimin ikut mengucapkan "Selamat" atas keyakinan yang batil ini, yang merupakan puncak kesyirikan !!!!
Tidak diragukan lagi bagi orang yang berakal/waras bahwasanya jika seseorang berkata kepada orang lain, "Selamat berzina" sambil mengirimkan kartu uacapan selamat, disertai senyuman tatkala mengucapkannya, maka tidak diragukan lagi bahwasanya menunjukan ia ridho dengan "zina" tersebut. Dan itulah yang dipahami oleh sang pelaku zina.
Lantas jika ada orang yang mengucakan "Selamat hari natal" bukankah ini menunjukan ia ridho denga acara kesyirikan dan kekufuran tersebut??. Ucapan selamat seperti ini, tidak diragukan lagi secara dzohir menunjukan keridoan !!!
Dari sinilah kenapa para ulama mengharamkan ucapan "selamat natal". Meskipun –sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnul Qoyyim- bahwasanya kebanyakan orang yang mengucapkannya tidak bermaksud demikian, dan tidak bermaksud rido dengan kekufuran dan kesyirikan.

Makna Islam sebagai agama rahmatan lil’aalamiin ialah menjadikan setiap diri kita kaum muslimin bersemangat menyelamatkan manusia, khususnya kaum Nasrani, dari meyakini bahwa Isa ’alaihis-salam (Yesus, kata mereka) merupakan Tuhan atau anak Tuhan kepada keyakinan bahwa ia adalah seorang Nabi Allah yang diutus untuk mengajak manusia menghamba hanya kepada Allah ta’aala, tuhan Nabi Isa ’alaihis-salam dan tuhan kita bersama.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

“Katakanlah: Dialah Allah ta’aala Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang bisa menyerupaiNya.” (QS Al-Ikhlash ayat 1-4)

Alangkah zalimnya seorang Muslim yang sejak kecil sudah hafal ayat-ayat di atas, lalu saat tibanya bulan Desember setiap tahun ia malah mengucapkan ”Selamat Natal” kepada kaum Nasrani. Kita semua tahu bahwa makna kata ”Natal” sama dengan ”Maulid” (hari kelahiran). Sedangkan kelahiran yang mereka rayakan ialah kelahiran Yesus sebagai Tuhan atau sebagai anak Tuhan, menurut mereka. Maka bila pada hari tersebut kita justru mengucapkan ”selamat” bukankah ini suatu kebohongan yang nyata? Lalu apa yang semestinya kita ucapkan?
Saudaraku, inilah saatnya kita buktikan di hadapan Allah ta’aala bahwa kita meyakini hanya Allah ta’aala-lah Tuhan Yang Maha Esa. Dan bahwa hanya Islam-lah jalan keselamatan. Inilah saatnya kita menyebarluaskan rahmat bagi semesta alam. Untuk itu tidak bisa tidak jalan yang mesti ditempuh adalah jalan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Sebab beliau-lah teladan utama dalam berperan sebagai rahmatan lil’aalamiin. Marilah kita coba menjalankan sunnah Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam dengan menyampaikan kepada kaum Nasrani di bulan Desember tahun ini kalimat yang jelas, ringkas lagi penuh kasih sayang:

أَسْلِمْ تَسْلَمْ

”Aslim Taslam (= masuk Islamlah engkau, niscaya engkau bakal selamat di dunia dan akhirat’).” (HR Ibnu Majah 1/95)

Ingatlah saudaraku, seorang Muslim tidak dibenarkan ingin masuk surga sendirian tanpa peduli dengan orang-orang lainnya. Satu-satunya tiket atau undangan untuk masuk surga ialah syahadatain atau dua kalimat syahadat. Maka marilah kita coba membagi ni’mat Iman dan Islam ini kepada orang-orang yang selama ini tidak pernah merasakan manisnya Iman dan Islam seperti yang selama ini kita rasakan.

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS Taha ayat 25-28)

Share |

0 komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran diterima

Silahkan berkomentar. . .

 
Unduh Adobe Flash player
 
© Copyright by mediaHATI| Template by Blogger Templates