Ditengah tengah kebiadaban Zionis-Israel
memborbardir Gaza-Palestina, yang kini menelan korban lebih dari 100
orang, ternyata banyak pihak di Indonesia telah lama mengambil untung
hubungan dagang dengan Israel. Salah satunya adalah Kementerian
Perdagangan di Indonesia.
Data dari Kementerian Perdagangan RI menyebutkan bahwa neraca
perdagangan Indonesia-Israel cukup positif. Tahun 2007, total
perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 124.100 dan meningkat menjadi
USD 116,4 juta pada tahun 2008. Tahun 2009, total perdagangan dua negara
mencapai USD 91.613 juta dan kembali meningkat menjadi USD 117,5 juta
pada tahun 2010. Data tahun 2011 menunjukkan, total perdagangan
Indonesia-Israel mencapai USD 69,6 juta. Dan hingga pertengahan tahun
ini sudah mencapai USD 79 juta. (lihat
www.merdeka.com/uang/bagaimana-hubungan-dagang-indonesia-israel-terjalin.html)
Salah satu perusahaan ekspor-impor yang menjalin hubungan dagang
dengan Israel adalah Indolink yang bermarkas di Israel. Dalam profil
perusahaan disebutkan bahwa visi dan misi perusahaan tersebut adalah
membantu pengusaha antar dua negara menjalin kerjasama strategis dan
saling menguntungkan. Indolink mengaku mengambil peran sebagai
agen bisnis perusahaan Indonesia di Israel. Sebab, perusahaan berjanji
memberi layanan menyeluruh bagi importir dan distributor Indonesia yang
tertarik bekerjasama dengan suplaier dari Israel mulai dari penjajakan
produk, negosiasi harga, perjanjian kerjasama hingga transaksi.
Menurut Indolink dalam websitenya, menjalin hubungan antara
Israel dan Indonesia memerlukan pengetahuan khusus akibat tajamnya
perbedaan mentalitas antara kedua bangsa. Penampilan bangsa Israel
memang nampak seperti orang Eropa atau Amerika, namun kenyataannya
mereka mempunyai mentalitas tersendiri yang bukan Eropa, bukan Amerika
bahkan lain dari orang Arab. Mentalitas ini terkenal dengan istilah “tzabarim” (asli Israel) yang dapat dipahami hanya oleh orang-orang yang tinggal di Israel. (lihat www.indolink.co.il/about_i.html)
Keberhasilan hubungan bisnis dengan orang Israel, menurut Indolink, tergantung
pada pemahaman atas mentalitas tzabarim, suatu faktor yang jauh lebih
penting daripada faktor objektif kecocokan produk, harga dan solusi
birokrasi ekspor-impor. Potensi dagang antara Indonesia dan Israel
sangatlah besar dan upaya-upaya hubungan bisnis telah dijalankan sejak
dibukanya hubungan dagang secara resmi dan legal antara kedua negara
pada tahun 2001.
Namun banyak dari upaya-upaya tersebut tersendat bahkan gagal akibat
kesenjangan budaya, bahasa, mentalitas dan ekspetansi antara kedua
pihak. Kesalahpahaman dan keputusasaan pun muncul akibat kendala-kendala
ini.
Indolink berdiri sejak tahun 2004 menyatakan dirinya sebagai
solusi atas berbagai kendala yang dihadapi oleh para usahawan Indonesia
dalam memanfaatkan peluang bisnis dengan Israel.
Meski berusia muda, Indolink telah mencatat sejumlah keberhasilan mensukseskan hubungan bisnis antara para usahawan dan organisasi bisnis Indonesia dengan para rekanan Israel.
Meski berusia muda, Indolink telah mencatat sejumlah keberhasilan mensukseskan hubungan bisnis antara para usahawan dan organisasi bisnis Indonesia dengan para rekanan Israel.
Menurut Indolink, Israel mempunyai lebih dari 140 ilmuwan
dan insinyur per 10.000 penduduk, lebih dari dua kalinya Jepang dan
hampir dua kalinya AS. Secara per kapita, Israel menduduki ranking kedua
setelah AS dalam jumlah publikasi sains dan pendaftaran paten. Secara
akademis, Israel juga menduduki persentase yang tinggi di dunia, dimana
lebih dari 20% penduduk Israel menyandang gelar kesarjanaan. Israel
merupakan negara kecil dengan penduduk sekitar 7 juta jiwa, namun hampir
setiap minggu memunculkan inovasi dan paten baru. Hal ini didukung oleh
kapabilitas dan produktifitas SDM yang sangat tinggi.
Majalah Warta Ekonomi tahun lalu juga mewawancarai, Direktur
Eksekutif yang juga pendiri Indonesia Israel Public Affair Comitte
(IIPAC), Benjamin Ketang. Ia (Ketang, red) mengatakan, “Saya rasa dampak
ekspansi Israel di Indonesia tidak perlu 10 tahun dari sekarang. Tiga
tahun saja kalau ada komando dari Israel, maka mereka akan beramai-ramai
datang ke Indonesia,” ujarnya. Pria asal Jember yang merupakan alumnus
Hebrew University ini kemudian menyatakan, “Tradisi orang Yahudi itu
kalau komunikasi selalu dengan high level, levelnya pasti presiden atau
menteri…”
Ketang adalah salah seorang yang membidani lahirnya lembaga lobi
Yahudi di Indonesia ini menyatakan, investor Israel saat ini melirik
sektor teknologi informasi dan pertanian.
Hubungan Dagang Resmi Indonesia-Israel
Indonesia, kini memang menjadi incaran negara-negara di dunia,
termasuk Israel. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di
dunia, Indonesia menjadi market bisnis yang menggiurkan bagi negara
manapun di dunia. Karena itu, Kementerian Luar Negeri Israel meluncurkan
situs berbahasa Indonesia awal tahun 2007 lalu. “Kami ingin memberikan
informasi yang sebenarnya tentang Israel kepada rakyat Indonesia,” kata
perwakilan Israel di Indonesia, Ilan Ben Dov.
Lewat lobi-lobi khusus, Israel terus menerus ingin menjalin hubungan
yang erat dengan Indonesia. Bukan hanya hubungan dagang –yang telah
berlangsung- tapi juga hubungan diplomatik.
Masalah hubungan resmi RI-Israel itu pernah mencuat ke permukaan
tidak lama setelah terbentuknya kabinet Gus Dur (1999-2001). Waktu itu
Gus Dur dan Menlu Alwi Shihab melontarkan keinginan mereka untuk membuka
hubungan dengan Israel, kendati akhirnya hanya berhasil dalam taraf
hubungan ekonomi dan perdagangan. Bahkan saat itu pemerintah Gus Dur
ingin membuka hubungan diplomatik dengan Israel, tapi karena reaksi
masyarakat –terutama ormas-ormas Islam cukup kuat—akhirnya Gus Dur
membatalkan. Bahkan sampai-sampai saat itu 16 Duta Besar Negara-negara
Arab di Jakarta, menyampaikan keberatannya, sehingga akhirnya Gus Dur
menghentikan niatnya membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Tentang hubungan perdagangan, entah sejak kapan pemerintah Indonesia
memulainya. Tapi ketika Luhut Panjaitan menjabat sebagai Menteri
Perdagangan dan Perindustrian (2000-2001) era Gus Dur, mencuat ke media
massa itu, tentang bocoran dokumen persetujuan perdagangan dengan
Israel. Ternyata Gus Dur meski banyak diprotes, lewat mengeluarkan
Keputusan Menperindag No.23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001 yang
melegalkan hubungan dagang antara RI dengan Israel.
Negara Israel yang diproklamasikan sejak 14 Mei 1948, memang
merupakan satu-satunya negara yang kini menjadi musuh bersama dunia
Islam. Sebagian besar Negara Arab –kecuali Yordania, Mesir, Turki dll–
kini tetap konsisten tidak mau berhubungan diplomatik dengan Israel.
Sedangkan Oman, Qatar, Tunisia dll memang telah mengadakan hubungan
dagang dengan Israel, meski sampai saat ini tidak banyak diketahui
tentang keuntungan mereka membuka hubungan dagang dengan Negara Zionis
itu.
Memang jalinan berkelindan yang rumit pemerintah Israel dengan
negara-negara besar (khususnya Amerika dan Inggris), menjadikan Negara
Israel kini hari ke hari makin digdaya. Meski jutaan masyarakat dunia
terus menerus mengecam kezaliman negara zionis ini, tapi pemerintah
negara-negara bersangkutan tetap adem ayem dengan Israel. Ironisnya
negeri-negeri Muslim sendiri tidak mempunyai sikap yang satu dalam
menghadapi Israel. Padahal penduduk Israel kini hanyalah berjumlah
6.352.117 orang (lihat www.cia.gov/ cia/publications/
factbook/geos/is.html).
Tapi, memang begitulah hukum sunnatullah di alam ini. Tidak mesti
golongan yang besar itu akan mengalahkan golongan yang kecil. Malah yang
terjadi seringkali sebaliknya. Israel, karena kecerdasan dan
kelicikannya mampu bertahan hingga kini dan bahkan makin digdaya, dengan
memiliki persenjataan militer –termasuk nuklir—yang jauh lebih dahsyat
daripada yang dimiliki negeri-negeri Islam.
Wanita dan anak-anak ikut membela Palestina
Bukan mudah memang bagi pemerintah Indonesia, untuk bersikap tegas
terhadap Israel. Karena suatu keputusan politik kepada Israel mempunyai
imbas yang besar pada pemerintah Amerika dan Inggris (kedua Negara
inilah sponsor utama pendirian Negara Israel 1948). Jadi kalau selama
ini sikap politik internasional pemerintah seringkali “membebek” kepada
AS jangan berharap pemerintah akan bersikap tegas kepada Israel.
Tapi bagaimanapun sebuah negara tergantung pada pemimpinnya. Pepatah
yang terkenal mengatakan “ikan itu busuk dari kepalanya.” Bila
pemimpinnya peragu/penakut, maka penyakit takut itu akan menular ke
pejabat-pejabat bawahannya dan kemudian ke rakyatnya. Sulit mengharapkan
Presiden SBY yang telah mendapat gelar ‘Knight Grand Cross in the Order
of Bath’ dari Ratu Inggris, untuk bersikap berani seperti mantan PM
Malaysia Mahathir Mohammad. Dalam Sidang OKI beberapa tahun lalu,
Mahathir menyatakan:
“Kita sesungguhnya sangat kuat. Umat Islam yang berjumlah 1,3 miliar
orang (seharusnya) tak bisa dengan mudah dikalahkan. Orang Eropa
membunuh 6 dari 12 juta orang Yahudi. Akan tetapi, kini orang Yahudi
secara tak langsung menguasai dunia. Mereka bisa membuat orang lain
berperang dan mati untuk mereka…
Apakah benar kita tak perlu dan tak dapat melakukan apa-apa bagi diri kita sendiri? Apakah benar 1,3 miliar orang (Islam) tak memiliki kekuatan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dari penghinaan dan penindasan yang dilakukan oleh musuh yang jumlahnya jauh lebih kecil? Apakah mereka (umat Islam) hanya dapat membalas secara membabi buta dengan kemarahan. Apakah tak ada jalan lain kecuali meminta anak-anak muda kita untuk meledakkan dirinya sendiri dan membunuh orang lain, tindakan yang hanya mengundang dilancarkannya pembantaian lebih banyak lagi atas rakyat kita?…Tak mungkin tak ada jalan lain. Kaum Muslim yang berjumlah 1,3 miliar tak dapat dikalahkan oleh berapa juta orang Yahudi. Seharusnya ada jalan (bagi kita).”
Apakah benar kita tak perlu dan tak dapat melakukan apa-apa bagi diri kita sendiri? Apakah benar 1,3 miliar orang (Islam) tak memiliki kekuatan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dari penghinaan dan penindasan yang dilakukan oleh musuh yang jumlahnya jauh lebih kecil? Apakah mereka (umat Islam) hanya dapat membalas secara membabi buta dengan kemarahan. Apakah tak ada jalan lain kecuali meminta anak-anak muda kita untuk meledakkan dirinya sendiri dan membunuh orang lain, tindakan yang hanya mengundang dilancarkannya pembantaian lebih banyak lagi atas rakyat kita?…Tak mungkin tak ada jalan lain. Kaum Muslim yang berjumlah 1,3 miliar tak dapat dikalahkan oleh berapa juta orang Yahudi. Seharusnya ada jalan (bagi kita).”
Ya, jalan Rasulullah yang harus kita tempuh. Rasulullah saja perlu
waktu 13 tahun untuk membentuk generasi yang hebat dan cerdas (mujahid
dan mujtahid) untuk mengalahkan Yahudi. Hamas dan kaum Muslim di
Palestina sana telah memulainya. Mereka melakukan serangan balasan ke
Israel, karena Israel telah menjajah, mengusir dan membantai ribuan kaum
Muslim Palestina.
Jihad Harta
Untuk di Indonesia atau negeri-negeri yang jauh dari Palestina, jihad
harta mungkin adalah alternatifnya. Masalah dana/harta ini sungguh
dahsyat. Kita ingat tahun 2006, ketika Hamas memenangkan pemilu
demokratis di Palestina, Amerika dan negara-negara Eropa memboikot
dana-dana Hamas di seluruh dunia. Dengan tujuan agar Hamas dan rakyat
Palestina terkucil, miskin dan tidak berdaya. Dan akibat boikot itu,
terjadi bentrok antara Fatah dan Hamas, sehingga akhirnya terbelah,
Hamas menguasai Gaza dan Fatah menguasai Tepi Barat.
Alhamdulillah lambat laun berjalannya waktu, akhirnya terjadi kesepahaman antara Hamas dan Fatah kembali.
Salah satu buku yang layak kita baca, adalah buku yang berjudul “Al
Jihad bil mal fi sabilillah” (Dahsyatnya Jihad Harta –terj. GIP). Baca
tulisan saya sebelumnya berjudul: “Ayo, Saatnya Jihad Harta!”
Dalam masalah solidaritas harta ini, kaum Yahudi sangat serius. Di
antara lembaga Yahudi yang sangat giat menjalankan proyek Zionisme
adalah Jewish Agency (Agen Yahudi) dan Jewish National Fund (Lembaga
Keuangan Nasional Yahudi). Lembaga ini menerima sumbangan dari seluruh
orang Yahudi di dunia. Mereka mendapat dukungan penuh dari kelompok
Kristen-Zionis yang saat ini lebih dikenal dalam jajaran pemeritahan
Amerika Serikat dengan kelompok Konservatif Baru (neo-conservative).
Dan, salah satu tokoh utamanya adalah presiden Amerika sendiri, George W
Bush.
Salah satu bentuk dukungan paling menonjol terhadap negara penjajah
Zionis adalah sebuah program yang dikelola dan dipublikasi oleh sebuah
situs internet, www.ou.org/HelpIsraelCenter. Di Amerika Serikat saja
terdapat sekian banyak yayasan dan lembaga yang semuanya bertujuan
memberi bantuan kepada negara penjajah itu. Salah satu lembaga yang
paling berpengaruh dan kegiatan-kegiatannya sangat terarah adalah AIPAC (American-Israeli Public Affair Commtittee)
atau Komite Israel-Amerika untuk Urusan-urusan Publik. Para pemimpin
dan pengurus organisasi ini terbilang tokoh-tokoh sangat berpengaruh di
Amerika Serikat dan menjabat berbagai posisi strategis dalam
pemerintahan Amerika. Sebagai contoh, kita cukup dengan mengenalkan
salah satu tokohnya, yaitu Danis Rose, orang yang ditunjuk sebagai
delegasi Amerika untuk proses perdamaian di Timur Tengah sejak
pemerintahan George Bush senior.
Organisasi-organisasi sosial juga tidak ketinggalan untuk menggalang
dana dan membiayai program-programnya yang memiliki tujuan
mempertahankan negara Israel –membangun dan memperluas wilayah
kedaulatannya, agar tampil sebagai negara paling berpengaruh di kawasan
Timur Tengah Baru. Diantara organisasi-organisasi tersebut adalah:
• Hazon Yeshaya; organisasi ini menyalurkan dananya
untuk membiayai penyedian hasa’ (semacam sup) di dapur-dapur umum dan
pusat-pusat pelayanan publik, juga mencukupi kebutuhan-kebutuhan pokok
lainnya kepada warga Israel yang sedang mengalami kesulitan.
•Ezer Mizion; sebuah organisasi bantuan kesehatan. Organisasi ini memiliki 40 cabang yang tersebar di seluruh negara Israel dan 10.000 sukarelawan. Mereka siap memberi beragam pelayanan kesehatan bagi warga Israel guna mendukung sistem kesehatan yang dikembangkan negara.
•Help Israel; kegiatan organisasi ini memberi bantuan darurat kepada warga Yahudi yang tinggal di perkemahan dan di daerah Yahuda dan Samira yang merupakan bagian dari wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Bantuan yang mereka berikan berupa pakaian, baju anti peluru dan berbagai kebutuhan darurat lainnya bagi komunitas-komunitas Yahudi.
•Ezer Mizion; sebuah organisasi bantuan kesehatan. Organisasi ini memiliki 40 cabang yang tersebar di seluruh negara Israel dan 10.000 sukarelawan. Mereka siap memberi beragam pelayanan kesehatan bagi warga Israel guna mendukung sistem kesehatan yang dikembangkan negara.
•Help Israel; kegiatan organisasi ini memberi bantuan darurat kepada warga Yahudi yang tinggal di perkemahan dan di daerah Yahuda dan Samira yang merupakan bagian dari wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Bantuan yang mereka berikan berupa pakaian, baju anti peluru dan berbagai kebutuhan darurat lainnya bagi komunitas-komunitas Yahudi.
Lebih dari 60% dana kampanye Partai Demokrat Amerika yang berhasil
dikumpulkan oleh Jimmy Carter dan Bill Clinton adalah berasal dari
sumbangan orang-orang Yahudi. Sehingga wajar jika dari 125 anggota Dewan
Keuangan Nasional Partai Demokrat pada masa pemerintahan Carter
(1977-1981), 70 orang di antaranya adalah Yahudi. Orang-orang Yahudi itu
juga sanggup menyumbang 60% dari seluruh dana yang dihimpun oleh
Richard Nixon, calon presiden Amerika dari Partai Republik, untuk
memenangkan pemilihan umum tahun 1972. Sampai kini mereka memainkan
peranan yang besar. Maka tidak heran dalam Perang Israel-Gaza 2012 ini,
Presiden Obama menyalahkan Hamas dan mendukung Israel. Wallahu Aziizun
Hakiim.
Sumber : hidayatullah.com
Oleh : Nuim Hidayat
Red : Khansa Salsabillah
Share
|
0 komentar:
Posting Komentar
kritik dan saran diterima
Silahkan berkomentar. . .